logo_lbp

Mantab! Kinerja Bank Pelat Merah Kinclong Meski Dihimpit Pandemi

detik.com

detik.com

DATE

October 25, 2022

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus melejit dengan menunjukkan kinerja kinclong pada kuartal I-2022. Ekonom menilai bagusnya performa BRI akan terus berlanjut mengingat pondasi bisnis dan market yang besar serta tranformasi digital yang on the track.
Ekonom dan Financial Market Specialist LBP Enterprises Internasional, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan sejumlah bank termasuk BRI telah menunjukan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal.

“Dalam jangka pendek, BRI sudah menunjukkan performa yang baik dan kinerja yang unggul dibanding industri perbankan. Memang, marketshare BRI di UMKM yang masih memiliki posisi tersendiri dibanding bank lain, dia punya captive market, ” kata Lucky di Jakarta hari ini.

BRI berada di posisi yang tepat sehingga menunjukkan kinerja yang sangat baik di kuartal I 2022. BRI mencatat laba Rp 12,2 triliun di tiga bulan pertama 2022, tumbuh 78,13 persen secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat yang tertinggi dibandingkan bank Buku IV lain.

Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen (yoy) menjadi Rp 1.650,28 triliun. Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun.

Lucky mengatakan, UMKM adalah captive market yang paling mampu bertahan dan bangkit sangat cepat di masa pandemi. Dibandingkan korporasi yang sulit bergerak, UMKM lebih tahan banting dan bisa bergerak cepat.

“Jadi BRI ini saya menyebutnya sustainable bank karena berada di segmen konsumer, marketshare UMKMnya lebih baik,” kata dia.

Menurut Lucky, sebagai bumn dengan kapitalisasi terbesar, BRI harus terus mendorong digitalisasi untuk mempertahankan kinerja cemerlangnya. BRI harus gencarkan program digital banking yang homogen dengan fokus usaha yakni di segmen UMKM.

Transformasi digital yang lebih masif akan berdampak positif juga pada kinerja emiten di pasar modal. Kata Lucky, marketcap bank-bank digital yang kini lebih tinggi dengan pamor yang melesat di pasar modal terjadi karena peran digital.

Bank digital dapat bergerak lebih luwes dengan kapitalisasinya sebagai bank kecil. Maka, BRI perlu terus mendorong akselerasi digital agar pergerakannya bisa diatur untuk melaju dengan kecepatan tinggi.

Prospek BRI Kinclong

Kinerja keuangan perbankan masih memiliki prospek yang baik dan menarik untuk jangka panjang.
Lucky menyampaikan gejolak ekonomi yang terjadi saat ini masih menempatkan perbankan di posisi netral untuk jangka pendek dan menengah.

Meski demikian, sudah ada bank yang punya prospek positif dengan kinerjanya yang signifikan di kuartal I 2022.
“Masih ada tekanan ekonomi yang memberikan dampak ke sentimen kinerja sektor perbankan, saat ini posisinya jadi masih netral,” kata dia.

Pemulihan ekonomi yang diproyeksi terus berlanjut akan membawa prospek positif untuk kinerja jangka panjang perbankan. Namun saat ini untuk jangka pendek, perbankan belum dapat ikut serta dalam sentimen positif salah satunya karena rupiah yang tertekan.

Kinerja bank juga akan tergantung pada status pandemi atau endemi. Sinyal kuat sudah dirasakan pasar dari meningkatnya mobilitas serta pelonggaran kebijakan pembatasan dari pemerintah.

“Industri sudah berfungsi, sudah ada banyak pertunjukan, hiburan, perbankan yang tadinya mengalami tekanan karena restrukturisasi kredit mendapatkan angin sengar untuk jangka panjang,” katanya.

Pemulihan aktivitas tersebut menjadi energi baru perbaikan pertumbuhan industri. Menurut Lucky, sejumlah bank telah menunjukan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal. Salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pencapaian laba BRI tak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan core business BRI.

“Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43% yoy menjadi sebesar Rp.1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional
di kuartal I 2022 sebesar 6,65%,” kata Sunarso.
Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24% yoy dari Rp.826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp.903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95%.
Apabila dirinci, Penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55%, segmen konsumer tumbuh 4,56% dan segmen kecil & menengah tumbuh 3,96%.

Sunarso menambahkan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit di atas rata rata industri perbankan nasional diiringi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang tercatat sebesar 3,09% pada akhir Maret 2022. Angka ini tercatat menurun apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 3,30%.

Selain itu, kualitas kredit yang membaik tersebut juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit terdampak covid yang saat ini terus menurun secara gradual. Hingga akhir kuartal I 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp 144,27 triliun, atau telah turun sebesar Rp 103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 248,02 triliun.

 

MORE

ARTICLES