Jumat, 9 Oktober 2015
Sumber : Koran Tempo
SURABAYA – Pemerintah optimistis seluruh paket kebijakan ekonomi dapat menghidupkan kembali sektor industri sebagai penggerak ekonomi nasional. “Memang tidak serta-merta dampaknya. Barangkali tahun depan baru mulai terlihat dampaknya terhadap pertumbuhan industri,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, kemarin, seusai pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, kemarin.
Darmin menjelaskan, salah satu poin dalam paket kebijakan ekonomi ketiga yang dirilis kemarin dan diyakini bisa mendorong industri adalah soal aturan agraria. Revisi Peraturan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria itu menyederhanakan pengurusan hak atas tanah. “Cukup besar dampaknya karena sampai sekarang perpanjangan izin itu masih lama urusannya. Karena syaratnya tetap banyak,”katanya.
Perubahan regulasi itu menyangkut pemberian hak atas tanah, khususnya hak guna usaha (HGU), perpanjangan dan pembaharuan hak yang waktu pelayanannya akan disederhanakan menjadi lebih pendek. “Nanti ke depan, kalau cuma perpanjangan, misahiya, tidak perlu pakai syarat banyak,” ujar Darmin. Selain itu, penurunan harga bahan bakar rninyak dan gas akan mendukung penguatan sektor industri.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis paket kebijakan teranyar tersebut bakal direspons sangat cepat oleh pelaku industri. “Asosiasi tekstil, gula, dan tepung terigu, mereka sangat cepat merespons kebijakan-kebijakan tersebut,” ujarnya.
Saleh berharap turunnya harga listrik, gas, dan BBM dapat meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, Indonesia memiliki industri yang berdaya saing kuat dengan biaya energi yang murah. “Berapa besar peningkatannya, itu tergantung jenis usahanya. Sejauh mana biaya yang berkaitan dengan energi tersebut,” kata Saleh.
Namun analis LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo, menilai paket kebijakan itu masih direspons setengah hati oleh masyarakat. “Harga BBM turun, tapi yang untung hanya industri, masyarakat belum. Begitu juga dengan tarif listrik,” tuturnya ketika dihubungi.
Masyarakat semula berharap banyak dari kabar penurunan harga BBM dan tarif listrik yang akan masuk dalam pembahasan paket kebijakan ekonomi ketiga. • ARTIKA RACHMI FARMITA (SURABAYA) | MAYA AYU | INGE KLARA